PENTINGNYA SAINS TEKNOLOGI DAN INOVASI

Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Gotong Royong Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS menjadi narasumber dalam Kuliah Umum di Universitas Lambung Mangkurat dengan tema Reorientasi Pembangunan Sistem Pendidikan dan Inovasi untuk Kemajuan, Kesejahteraan dan Kedaulatan Bangsa Indonesia (17/10/2017). Acara ini berlangsung di Aula Rektorat lt.1 dan dihadiri oleh Wakil Rektor IV Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc , Dekan, dosen, serta mahasiswa di lingkungan ULM. Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS Menyampaikan bahwa berdasarkan fakta empiris dan bukti sejarah negara yang maju dan makmur adalah negara yang menguasai sains teknologi dan menguasai inovasi dengan 75% teknologinya dihasilkan oleh negaranya sendiri. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus terus mendorong hasil riset dari perguruan tinggi untuk bisa diindustrikan, mengingat kebutuhan teknologi di Indonesia masih banyak diimpor dari negara lain. Beliau juga memberikan kiat-kiat untuk cepat menguasai dan menghasilkan inovasi yaitu dengan sistem pendidikan harus mulai meninggalkan cara belajar mengajar yang bersifat hafalan dan mulai menggantikannya dengan yang bersifat berpikir kritis dan inovatif. Dukungan dari industri di dalam negeri pun berperan penting agar bisa menggunakan teknologi dari peneliti dalam negeri. Selain materi yang disampaikan oleh narasumber, dalam kuliah umum ini mahasiswa juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan narasumber. Para mahasiswa sangat antusias dalam memberikan pertanyaan untuk didiskusikan kepada narasumber. Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc menyampaikan dengan semakin seringnya ULM mendatangkan pakar-pakar serta pejabat-pejabat sebagai narasumber dalam kuliah umum, diharapkan para peserta khususnya mahasiswa bisa mendapat wawasan baru dari pengalaman dan materi yang disampaikan oleh narasumber, mengingat mahasiswa juga harus memiliki softskill yang tidak banyak didapatkan didalam perkuliahan.

Perkembangan teknologi tidak hanya dititikberatkan pada dampak negatifnya saja, tentu tujuan awal dikembangkannya teknologi adalah untuk memudahkan kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam implementasiannya jangan lupakan nilai-nilai kehidupan bersosial maupun spiritual dalam Agama Islam. Karena dengan berlandas pada system yang ada pada Islam akan membuat pengimplementasian IPTEK yang semakin berkembang ini lebih terarah dan akan lebih terasa sisi positifnya. Bukti bahwa Islam sangat mendukung perkembangan sains dan teknologi dapat dilihat dari sejarah perkembangan agama Islam sendiri yang mana dari masa ke masa teknologi-teknologi yang dikembangkan oleh orang muslim semakin baik. Pada masanya para nabi, siapa sangka pada masa lampau itu dimana belum ada peradaban dunia tetapi sudah ada kapal yang diciptakan oleh Nabi Nuh As dan ukurannya raksasa mampu untuk menampung umatnya yang beriman termasuk hewan-hewan dalam peristiwa banjir pada masa itu. Di periode selanjutnya yakni pada masa bani Umayyah kisaran tahun 700-an M, ahli Ilmu Geografi Islam dan navigatornya menggunakan jarum magnet pertamakali dan diterapkan saat mereka berlayar, dari situlah ditemukannya kompas dan menguasai penggunaannya yang mana hal ini diakui oleh Gustav Le Bon.

Plato juga berpendapat bahwa hukum adalah pikiran yang masuk akal (reason thought, logismos) yang dirumuskan dalam keputusan negara. Aristoteles tidak pernah mendefinisikan hukum secara formal. Ia membahas hukum dalam berbagai konteks. Dengan cara yang lain Aristoteles mengatakan bahwa “Hukum adalah suatu jenis ketertiban dan hukum yang baik adalah ketertiban yang baik, akal yang tidak dipengaruhi oleh nafsu, Aristoteles juga menolak pandangan kaum Sofis bahwa hukum hanyalah konfensi. Dalam dunia pemikiran terhadap hukum, pada zaman ini menimbulkan pula adanya pendapat bahwa rasio manusia tidak lagi dapat dilihat sebagai suatu penjelmaan dari rasio Tuhan. Rasio manusia terlepas dari ketertiban Ketuhanan. Dan rasio manusia yang berdiri sendiri ini merupakan sumber satu-satunya dari hukum. Unsur logika manusia merupakan unsur penting dalam pembentukan hukum. Oleh Thomas Kuhn mendefinisikan : “… Lain lagi menurut Angkasa :“Pandangan Fundamental Dari Suatu Komunitas Ilmuwan Tentang Model Yang Menunjukkan Pokok Persoalan Yang Mendasar, Teori Beserta Metode Pemecahannya“. Dengan membandingkan semua fenomena yang mengatasnamakan hukum, ia mencoba mengungkapkan hakikat hukum itu sendiri, menentukan strukturnya dan karateristik bentuk-bentuknya, independen dari konten perubahan yang dialaminya pada waktu yang berbeda dan diantara orang-orang atau bangsa-bangsa yang berbeda pula.

Ia mencontohkan ketika dihadapkan dengan tugas yang bertubi-tubi. “Mungkin terasa berat di awal, namun saat terselesaikan dengan baik dapat menjadi sebuah kebanggaan tersendiri,” lanjutnya. Direktur yang telah menjabat sejak tahun 2017 lalu ini menambahkan, semangat Sepuluh Nopember dari arek-arek Suroboyo dalam berjuang melawan tentara sekutu juga ditanamkan ITS pada mahasiswanya. “Bagi kami sendiri, nilai ini dapat diterapkan dalam aktivitas sehari-hari, baik sebagai pendidik maupun peneliti sehingga mampu berkontribusi memajukan PENS,” terangnya. PENS pernah bekerja sama dengan Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS. Dalam hal ini, Siskal menggaet PENS yang berkompetensi terkait instrumentasi elektronik dan kontrol untuk membuat alat bantu pembelajaran berupa simulasi logistik pelabuhan. Selain kerjasama tersebut, PENS juga berkolaborasi dengan ITS pada Forum Human Capital Indonesia berkaitan dengan program magang di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk para mahasiswanya. Selain itu, terdapat banyak kompetisi yang mempertemukan ITS dengan PENS. Contohnya adalah Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik), Kontes Robot Indonesia (KRI), Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI), Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), maupun pemilihan mahasiswa berprestasi.